Kompetisi
KOMPETISI
a. Model Matematika
Kompetisi
Model kompetisi dua populasi merupakan suatu
model matematika yang menggambarkan persaingan antar individu dalam satu
populasi dan persaingan antar dua populasi untuk mendapatkan kebutuhan hidup
yang sama. Model kompetisi dua populasi direpresentasikan dengan suatu sistem
persamaan diferensial biasa nonlinear autonomus. Dinamika populasi erat
kaitannya dengan pertumbuhan populasi, kesetimbangan populasi dan kestabilan.
Dalam pemodelan matematika, suatu keadaan saat tidak terjadi perubahan jumlah
populasi seiring berjalannya waktu diwakili oleh sebuah titik yang disebut
titik kesetimbangan. Titik kesetimbangan dalam model kompetisi dua populasi
mewakili beberapa kondisi yaitu kondisi saat kedua populasi punah, kondisi saat
hanya populasi pertama hidup, kondisi saat hanya populasi kedua hidup, dan
kondisi saat populasi pertama dan kedua hidup bersama. Titik kesetimbangan
dalam dinamika populasi digunakan pada proses linearisasi sistem persamaan
diferensial nonlinear untuk mendapatkan informasi kestabilan dari suatu sistem.
Dalam suatu kondisi memungkinkan adanya titik kesetimbangan tidak terdefinisi,
akibatnya kestabilan dari titik kesetimbangan tidak dapat diketahui dengan
proses linearisasi sehingga tidak dapat diketahui dinamika populasi yang
terjadi.
Model
matematika telah dipergunakan untuk membentuk hipotesis mengenai apakah yang
terjadi bila dua spesies hidup bersama,mendiami daerah yang sama,atau memangsa
mangsa yang sama,atau parasit terhadap yang lain.Model yang paling baik
mengenai fenomena ini adalah yang dikenal sebagai persamaan Lotka-Volterra yang
disusun oleh Lotka (!925) di USA dan Volterra (1926) di Italia.
Persamaan Lotka-Volterra yang
menggambarkan persaingan antara mahluk berebut makanan atau ruang adalah
berdasarkan pada kurva logistic sebagai berikut:
Bila dua spesies sedang berinteraksi, akan mempengaruhi
pertumbuhan populasi masing-masing. Jika sebuah lahan berisi sejumlah populasi 1 dan
berisi sejumlah populasi 2. Jika spesies 2 lebih besar dan memerlukan banyak
makanan, maka kita butuhkan faktor konversi untuk mengubah spesies 2 menjadi
ekivaen dengan individu spesies 1. Pada hal ini kita menetapkan sebagai faktor konversi untuk menyatakan
spesies 2 dalam unit spesies 1 dan sebagai faktor konversi untuk menyatakan
spesies 1 dalam unit spesies 2.
Oleh karena adanya isoklin pada pertumbuhan
populasi spesies 1 sehingga menjadi
Oleh karena adanya isoklin pada pertumbuhan
populasi spesies 2 sehingga menjadi
Dimana
:
N1
= besarnya populasi spesies 1
t
= waktu
r1
= tingkat kenaikan perkapita spesies 1
K1
= Keadaan asimptot untuk spesies 1
N2
= besarnya populasi spesies 1
r2
= tingkat kenaikan perkapita spesies 1
K2
= Keadaan asimptot untuk spesies 1
α
= efek dari individu 2 terhadap populasi 1
= efek dari individu 1
terhadap populasi 2
Model Lotka-Voltera tersusun dari pasangan
persamaan diferensial yang mendeskripsikan predator-prey dalam kasus yang
paling sedehana. model ini membuat beberapa asumsi :
1.
Populasi prey akan tumbuh secara eksponen ketika tidak adanya predator
2.
Populasi predator akan mati kelaparan ketika tidak adanya populasi prey
3.
Predator dapat mengkonsumsi prey dengan jumlah yang tak terhingga
4.
Tidak adanya lingkungan yang lengkap (dengan kata lain, kedua populasi
berpindah secara acak melalui sebuah lingkungan yang homogen)
Contoh
soal :
Disuatu padang rumput dihuni oleh 2
populasi yang terdiri dari populasi banteng dan rusa.Jika pada tahun 2000
populasi rusa berjumlah 15 ekor dan daya dukung lingkungan banteng (K1)
adalah 200 dan α = 4. Berapa jumlah populasi banteng pada tahun yang sama?Berapa
jumlah populasi banteng pada tahun 2012?
Jawab
:
Diketahui
:
Jadi
jumlah populasi banteng pada tahun 2012 adalah 17,9
2
Hidup Bersama Dan Pembagian Sumber Daya
Analisa
secara matematika antara spesies menunjukkan bahwa bila spesies mengurangi
jumlahnya sendiri lebih banyak daripada pengangguran populasi spesies kedua,
dan sebaliknya. Kondisi ini dapat dipenuhi bila masing-masing spesies
menggunakan sumber daya yang samayang berlimpah. Spesies 1 memakan sumber daya
A dan B. Spesies 2 memakan sumber daya B dan C. Karena individu-individu
spesies 1 berkompetisi dengan individu untuk sumber daya A dan B, tetapi
berkompetisi dengan individu-individu spesies 2 hanya untuk sumber daya B,
kompetisi dalam spesies (antar individu) lebih tinggi daripada antar spesies
dan kedua spesies akan hidup bersama.
Competitive Exclusion
Principle
Kita
sering mengamati spesies yang sama secara ekologis yang berada bersama-sama di
alam, jelasnya mereka banyak menggunakan sumber daya yang sama. G.F.Gause
membuat kultur dari spesies protozoa, genus parameccium, dalam medium yang
sama. Spesies akan berbiak dengan subur bila dipisahkan, tetapi dalam kultur
campuran hanya satu spesies yang hidup. Hasil eksperimen kompetisi
dilaboratorium menghasilkan formula competitive exclusion principle, yang
disebut prinsip Gause, yang menyatakan bahwa dua spesies tidak akan dapat hidup
bersama pada sumber daya terbatas yang
sama.
Kata
terbatas berarti hanya sumber daya yang membatasi pertumbuhan populasi dapat
memberikan dasar kompetisi. Sumber daya yang tidak terbatas, seperti oksigen,
yang jumlahnya banyak dibandingkan dengan kebutuhan organisme tidak
berpengaruh.
Hidup
bersama dalam antar spesies di komunitas alam biasanya lebih lemah daripada
laboratorium. Spesies menghindari kompetisi dengan membagi sumber daya habitat
antar mereka, suatu respon yang tidak mungkin dilakukan di laboratorium. Tetapi
ini tidak berarti bahwa kompetisi tidak terjadi di alam. Bila spesies dapat
menghindari tumpang tindih dengan spesies lain dalam menggunakan sumber daya,
maka kompetisi dapat direduksi sampai mereka dapat hidup bersama. Kalau
demikian nampaknya hanya dalam situasi di laboratorium kompetisi sangat
intensif sehingga hanya satu populasi spesies yang hidup saja.
Contohnya
pengaruh kompetisi antarspesies antara populasi dua speesies protozoa yang
berkerabat dekat Paramecium aurelia dan Paramecium caudatum. Ketika kedua
spesies itu ditumbuhkan dalam biakan terpisah dengan kondisi konstan dan dengan
penambahan jumlah bakteri yang konstan setiap hari sebagai makanan,
masing-masing populasi Paramecium itu tumbuh sampai kemudian mendatar pada
suatu titik, yang kemungkinan merupakan daya tampungnya. Akan tetapi, ketika
kedua spesies itu dibiakkan bersam-sama dengan suplai makanan yang konstan, Paramecium caudatum ternyata tidak mampu bersaing dengan Paramecium aurelia terdesak ke dalam kepunahan pada mikrokosmos
cawan biakan. Percobaan ini mendukung hipotesis bahwa dua spesies dengan
kebutuhan yang serupa atas sumber daya terbatas yang sama tidak dapat hidup
berdampingan dalam tempat yang sama.
Mekanisme Kompetisi
Suatu
organisme dalam suatu kompetisi akan dapat:
1. Hidup
berdampingan
2. Tersingkir
3. Pindah
ke tempat lain
Mekanisme-mekanisme
kompetisi individu dapat dipandang dari dua kategori, yaitu mekanisme
ekstrinsik. Mekanisme intrinsik (
intrinsic mechanism) berperan dalam organisme untuk meningkatkan
kesempatan-kesempatan untuk bertahan hidup dan berkembangbiak. Mekanisme
ekstrinsik (extrinsic mechanism) berasl
dari aktivitas individu dan berperan dalam mengurangi kemampuan
individu-individu lain.
Satu
bukti kompetisi masa lalu adalah pengamatan bahwa spesies yang sama tampaknya
selalu memperlihatkan beberapa perbedaan relung ketika hidup bersama-sama dalam
suatu komunitas.Pola pembagian sumber daya,dimana simpatrik mengkonsumsi
makanan yang sedikit berbeda atau menggunakan sumber daya lain dengan cara yang
sedikit berbeda,telah tercatat dengan baik,khususnya pada hewan.Beberapa
spesies kadal arboreal dari genus Anolis,seringkali adalah simpatrik.Pada suatu
tempat di Republik Dominika,7 spesies Anolis hidup berdekatan satu sama
lain.Setiap spesies memakan artropoda kecil yang mendarat di dalam teritorinya.Akan
tetapi, masing-masing spesies menggunakan tempat bertengger yang khusus dan
perbedaaan tempat bertengger ini minimumkan kompetisi diantara spesies-spesie
kadal tersebut.
Jika suatu kompetisi
merupakan suatu kekuatan yang sangat kuat seperti yang diungkapkan oleh prinsip
eksklusi kompetitif,kita akan memperkirakan bahwa kompetisi sangat jarang
terjadi di alam.Alasannya sederhana ada 2 kemungkinan hasil dari kompetisi
antar spesies dengan relung ekologis yang sama.Kompetitor yang lebih lemah akan
menjadi punah,atau setiap spesies diantara kedua spesies itu pastilah telah
berevolusi hingga dapat menggunakan jenis sumberdaya yang berbeda.Dari kedua
hasil tersbut tidak akan ada lagi kompetisi,yang menimbulkan dilema intelektual
dan praktis bagi ahli ekologi.Sulit untuk menunjukkan eksistensi dan keutamaan
sutau kompetisi panjang.
Daftar Pustaka
Campbel, N.A., J.B. Reece., L.G.Mitchell.
2003.Biologi Edisi Kelima Jilid 3.
Jakarta: Penerbit Erlangga
Odum, E. 1996. Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press
Tim Dosen. 2009. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Medan: FMIPA Universitas
Negeri
Medan
Comments
Post a Comment