Bakteri Klebsiella pneumoniae
Klebsiella pneumoniae
Klebsiella sp. pertama
kali diteliti dan diberi nama oleh bacteriologist Jerman yang bernama Edwin
Jklebs (1834 – 1913). Klebsiella sp. merupakan bakteri gram negatif dari
famili Enterobactericeae yang dapat ditemukan di traktus
gastrointestinal dan traktus respiratori. Beberapa species Klebsiella sp. antara
lain Klebsiella pneumoniae, Klebsiella oxytoca, Klebsiella ozaenae dan
Klebsiella rhinoscleromatis. Pada manusia, K. pneumoniae hidup
secara saprofit dalam sistem pernafasan dan tinja manusia normal sebesar 5%,
dengan 1% dapat menyebabkan radang paru – paru. Berdasarkan kebutuhannya akan
oksigen, Klebsiella sp. merupakan bakteri fakultatif anaerob.
Klebsiella sp. merupakan
kuman berbentuk batang pendek, tidak memiliki spora, dan tidak memiliki
flagela. Klebsiella sp. menguraikan laktosa dan membentuk kapsul baik
invivo atau invitro dan koloninya berlendir. Kapsul Klebsiella sp. terdiri
dari antigen O yang merupakan liposakarida yang terdiri atas unit polisakarida
yang berulang. Polisakarida O-spesifik mengandung gula yang unik. Antigen O
tahan terhadap panas dan alcohol dan bisa dideteksi dengan aglutinasi bakteri.
Antibodi terhadap antigen O terutama adalah IgM. Antigen kedua adalah antigen
K. Antigen K ini berada di luar antigen O dan merupakan suatu capsular polysacharida.
Antigen K dapat mengganggu aglutinasi melalui antiserum O dan berhubungan
dengan virulensi. Kedua antigen ini meningkatkan patogenitas Klebsiella sp.
Klebsiella pneumoniae termasuk genus Kleibsiella dalam family
Enterobaceae yang merupakan penghuni normal traktus digestivus. Kuman ini dapat
diisolasi dari tinja manusia atau hewan. Pada manusia, genus Klebsiella dapat
merupakan kuman penyebab pneumonia, disamping infeksi lain di luar system
pernapasan misalnya: ineksi saluran kemih, infeksi nosocomial (Joko,dkk, 2004).
Klebsiella pneumonia adalah anggota keluarga
bakteriEnterobacteraceae yang gram negatif, berbentuk batang, non – motil,
bakteri berkapsul dan anaerob fakultatif. Klebsiella pneumonia dapat
menyebabkan berbagai infeksi yang biasanya menyerang sistem pernafasan dan
saluran kemih seperti pneumonia dan infeksi saluran urine (Agustina, 2014).
Kapsul adalah lapisan polimer yang terdapat diluar dinding
sel. Kapsul pada bakteri dapat diamati dengan mikroskop dengan teknik
pewarnaan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Contoh bakteri yang berkapsul adalah Klebsiella
pneumonia. Bakteri ini diteliti dan diidentifikasi pertama kali oleh
bakteriologis Jerman bernama
Edwin
Klebs. Klebsiella pneumonia terdapat dalam feses dan saluran
nafassebanyak 5% pada orang normal. Klebsiella pneumonia salah satu
bakteri gram negative, bakteri yang non motil (tidak melakukan pergerakan
secara sel), merupakan bakteri fakultatif an aerob, bakteri ini dapat
memfermentasikan laktosa. Klebsiella pneumonia dapat menyebabkan
pneumonia (Elfidasari, 2013).
Pada sebagian bakteri, terutama yang hidup dilingkungan
alami, dikelilingi oleh suatu lapisan lendir (gelatinous) yang disebut kapsul
dan slime. Sebagian besar bakteri mensekresikan suatu lapisan berlendir yang
mengakumulasi mengelilingi permukaan luar sel dan menyelubungi dinding sel.
Sebagian ahli berpendapat lapisan lendir merupakan
modifikasi dinding sel terluar yang berasal dari penggembungan dan gelatinisasi
konstituennya. Sebagian lagi berpendapat bahwa lapisan lendir adalah produk
sekretori yang mempunyai komposisi kimia berbeda dengan dinding sel. Clifton
menyatakan bahwa lapisan lendir ini disusun oleh karbohidrat yang disimpan
disekeliling dinding sel. Bila lapisan ini cukup tebal dan mempunyai bentuk
yang jelas, disebut dengan kapsul (Fadilah, 2011).
Media Pertumbuhan
a. Agar Darah
Media
ini digunakan untuk isolasi, menumbuhkan berbagai macam bakteri patogen dan
menetapkan bentuk hemolisa dari bakteri tersebut. Media kultur ini kaya nutrien
yang menyediakan kondisi pertumbuhan bakteri yang optimal. pH media ini sekitar
6,8 untuk menstabilkan sel darah merah dan menghasilkan media hemolisa yang
jelas. Kandungan yang didapat pada agar darah seperti nutrien substrat (ekstrak
hati dan pepton), NaCl, agar – agar, darah domba.
Media
Agar Darah merupakan media differensial yang berfungsi membedakan bakteri
berdasar kemampuan bakteri melisiskan sel darah merah. Ekspresi dari hemolisis
bakteri dapat diketahui ada atau tidaknya zona bening disekeliling koloni
bakteri. Terdapat 3 tipe sifat hemolisis yaitu alpha, beta, dan gama. Bakteri
yang memiliki tipe hemolisis alpha adalah S. Pneumoniae. Hemolisis alpha
terjadi penurunan hemoglobin sel darah merah di sekitar koloni sehingga
sekeliling bakteri akan tampak warna hijau atau coklat dalam medium. Hemolisis
beta didefinisikan lisis lengkap dengan tampilan warna tranparan disekeliling
bakteri pada medium. Bakteri yang termasuk beta hemolisis adalah Streptococcus
hemolitik, Streptococcus pyogenes. Tipe hemolisis gamma menunjukan
kurangnya tanda hemolisis. Bakteri yang memiliki sifat ini adalah Klebsiella
sp., Enterococcus faecalis.
b. Mac Conkey Agar
Media Mac Conkey agar termasuk
salah satu media isolasi primer. Mac Conkey merupakan medium selektif
differensial yang mengandung zat warna khusus dan karbohidrat untuk membedakan
koloni yang memfermentasikan laktosa (bewarna merah jambu) dengan yang tidak
memfermentasikan laktosa (tidak bewarna), ukuran dan bentuk koloni bervariasi
tergantung species. Kelompok lactosa fermenter seperti Klebsiella sp. menghasilkan
koloni bewarna merah jambu pada media isolasi primer. Koloni Klebsiella sp. membentuk
koloni yang mukoid, kapsul polisakarida yang besar, kurang motil dan menunjukan
positif untuk lisin dekarbosilase dan sitrat. Media Mac Conkey memungkinkan
identifikasi persumtif secara cepat pada bakteri interik.Gambaran pertumbuhan Klebsiella
sp. pada media Mac Conkey ditunjukkan pada Gambar 3.
c. Media EMB (Eosine
Methilen Blue)
Media
agar EMB (Eosine Methilen Blue) sebagai media perkembangbiakan yang
cukup ideal bagi bakteri gram negatif yang kemudian dapat membedakan warna
koloni bakteri yang tumbuh pada cawan biakan, terutama pada koloni Escherichia
coli yang dikhawatirkan menjadi bakteri utama yang sering kali tumbuh pada
sampel yang terindikasi terkena cemaran.
Media
EMB merupakan media selektif yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri gram
negatif. Media ini mengandung eosine dan methilen blue yang dapat berfungsi
dalam membedakan koloni yang tumbuh pada media tersebut dengan memberikan warna
hijau mengkilat yang disebabkan oleh Kristal violet yang terkandung dalam media
sehingga dengan mudah dapat membedakan pertumbuhan Escherechia coli yang
dikhawatirkan sebagai bakteri kontaminan terbesar pada sampel.
Laktosa
dan sukrosa yang terdapat dalam medium ini menyebabkan bakteri Salmonella dan Shigella-lactose
dan sucrose negatif dapat dibedakan dengan organisme coliform-lactose
positive dan mikroflora lainnya yang bersifat lactose-negative dan sucrose-positive
seperti Proteus vulgaris, Citrobacter, atau Aeromonas hydrophila.
Pertumbuhan dari mikroorganisme lain yang sejenis, khususnya bakteri
Gram-positif, dihambat dengan adanya dyes yang terdapat dalam medium.
Hasil pengujian
sampel yang dilakukan terhadap sampel tembakau dan abu rokok dari enam merek
rokok menunjukan tidak dijumpainya bakteri Klebsiella pneumonia pada
semua sampel rokok yang diujikan (Elfidasari,2013).
Teknik Pewarnaan
a. Pewarnaan Negatif
Pewarnaan ini tidak akan menembus
atau berikatan dengan dinding selbakteri karena daya tolak menolak antara
muatan negatif pewarna dan muatan negatif dinding sel bakteri. Pewarna akan
membentuk deposit disekitar bakteri atau menghasilkan latar belakang hitam
sehingga bakteri tampak tidak berwarna, sementara latar belakangnya berwarna
gelap (Harley, 2002).
Tujuan pewarnaan negatif adalah
untuk mempelajari penggunaan prosedur pewarnaan negatif untuk mengamati
morfologi organisme yang sukar diwarnai oleh pewarna sederhana. Bakteri tidak
diwarnai, tapi mewarnai latar belakang. Ditujukan untuk bakteri yang sulit
diwarnai, seperti spirochaeta. Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk
mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada
pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini
berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan
tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia,
maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan
sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin
atau tinta cina. Pewarnaan negatif memerlukan pewarna asam seperti eosin atau
negrosin.pewarna asam memiliki negatif charge kromogen,tidak akan menembus atau
berpenetrasi ke dalam sel karena negative charge pada permukaan bakteri. Oleh
karena itu, sel tidak berwarna mudah dilihat dengan latar belakang berwarna.
b. Pewarnaan Kapsul
Pewarnaan
diferensial merupakan teknik pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara
sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba. Teknik pewarnaan ini
menggunakan tidak hanya satu jenis larutan zat warna, berbeda dengan teknik
pewarnaan sederhana (pewarnaan tunggal) yang hanya menggunakan satu jenis zat
warna saja. Pewarnaan diferensial banyak jenisnya, antara lain ialah pewarnaan
gram, pewarnaan spora, pewarnaan tahan asam, pewarnaan giemsa, pewarnaan
kapsul, dan pewarnaan flagel. Pewarnaan ini menggunakan larutan kristal violet
panas, lalu larutan tembaga sulfat sebagai pembilasan menghasilkan warna biru
pucat pada kapsul, karena jika pembilasan dengan air dapat melarutkan kapsul.
Garam tembaga juga memberi warna pada latar belakang yang berwana biru gelap.
fungsi kapsul pada sel bakteri :
Sebagai makanan cadangan
Mencegah kekeringan
Mencegah fagositosis
Menunjukkan virulensi
Kapsul sulit diwarnai
karena adaya afinitas (daya serap) terhadap cat sangat kecil (Rina,2012).
c. Pewarnaan Gram
Pewarnaan
gram dilakukan bertujuan sama dengan uji gram yaitu untuk membedakan bakteri
apakah gram positif atau gram negatif, bakteri dicampur dengan tetesan air
steril pada gelas objek, kemudian disebarkan ditengah gelas obyek sehingga
membentuk lapisan tipis dan difiksasi. Dengan kristal violet olesan bakteri
digenangi selama dua menit, lalu dicuci dengan air mengalir, dan dikering
anginkan. Diberi yodium selama dua menit, dicuci dengan air mengalir dan
dikeringanginkan. Selanjutnya diberi larutan pemucat yaitu alkohol 95%, tetes demi
tetes sampai zat warna ungu tidak terlihat lagi, lalu dicuci pada air mengalir dan
dikeringanginkan. Kemudian dogenangi lagi dengna safranin selama 30 detik, lalu
dicuci dan dibiarkan kering diudara. Warna merah pada olesan bakteri menujukkan
bakteri gram negatif dan jika warna ungu menunjukkan bakteri gram positif.
Bakteri memiliki
beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), kokos, dan spirilum.Bakteri yang
berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil
pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil. Sedangkan pada
kokus dibagi monokokus (satu buah bakteri berbentuk kotak), diplokokus, sampai
sthapylococcus (bentukknya mirip buah anggur). Khusus pada spiral hanya di bagi
dua yaitu setengah melengkung dan tidak melengkung. Bakteri juga dapat
dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram tersebut dapat
menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri gram negative ditandai dengan
pewarnaan ungu sedangkan yang positif berwarna merah.
Teknik pewarnaan gram
haruslah sesuai prosedur karena dapat mengakibatkan kesalahan identifikasi data
apakah gram positif atau gram negative sehingga diperlukan adanya praktikum ini
dilakukan agar mengetahui jalanya mekanisme pewarnaan gram. Pewarnaan Gram atau
metode Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling penting dan luas
yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri
yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut : zat pewarna kristal violet,
larutan yodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya
berupa zat warna safranin atau air fuchsin. Metode ini diberi nama berdasarkan
penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik
ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella
pneumonia. Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu bakteri Gram positif (berwarna ungu/biru) dan bakteri Gram negatif
(berwarna merah).
Perbedaan dua kelompok
bakteri ini didasarkan pada kemampuan sel
menahan (mengikat) warna ungu dari kristal violet
selama proses dekolorisasi
oleh alkohol. Bakteri gram positif tidak mengalami
dekolorisasi karena tetap
mengikat warna ungu kristal violet dan pada tahap
akhir pengecatan tidak terwarnai safranin. Bakteri gram negatif mengalami
dekolorisasi oleh alkohol dan pada tahap akhir pengecatan terwarnai menjadi
merah oleh safranin.
Pada pewarnaan kapsul
metode Burri-Gins, prosedurnya sama seperti pewarnaan negatif tetapi di
tambah dengan pewarna karbol fuksin / airfuksin. Karbol Fuksin merupakan
campuaran fuchsin fenol dan dasar yang digunakan dalam prosedur pewarnaan bakteri.
Hal ini umumnya digunakan dalam pewarnaan mikrobakteria karena memiliki
ketertarikan untuk asam mycolic yang ditemukan di dinding sel mikroba, carbol
fuchsin juga digunakan sebagai antiseptik tropical.
Prosedur Pewarnaan
a. Pewarnaan Gram
·
Alat dan Bahan
1. Alat
- Ose
Bulat
- Ose
Jarum
- Rak
Tabung
- Korek
Api
- Lampu
Spirtus
- Inkas
- Inkubator
- Tabung
Khan
- Tabung
Durham
- Tabung
Reaksi
- Plate.
2. Bahan
- Suspensi
Kuman
- Media
Bouillon
- Media
MCA (Mac Conkey Agar)
- Media
EMB (Eosin Methylen Blue)
- Media
Biokimia Reaksi.
a. Prosedur
1. Hari
Pertama
-
Pembuatan media (Bouillon, MCA, EMB, Biokimia
Reaksi)
Dilakukan penanaman pada media
pemupuk Bouillon
-
Diinkubasi 37° C selama 24 jam.
2. Hari
Kedua
-
Dari media pemupuk
dilakukan inokulasi pada media differensial (MCA) dan media selektif (EMB).
-
Dimasukkan semua alat dan
bahan yang diperlukan kedalam inkase
-
Dipanaskan ose bulat
sampai merah membara, dinginkan sebentar
-
Diambil suspensi kuman
-
Distreak pada media plate
sesuai zona yang sudah dibagi
-
Dipanaskan kembali ose
bulat
-
Diinkubasi 37° C selama 24 jam.
3. Hari
Ketiga
-
Dilihat hasil dari media
differensial dan media selektif
-
Dilanjutkan dengan
pewarnaan Gram :
-
Disiapkan objek glass
yang bersih dan kering
-
Di fiksasi
-
Diteteskan PZ sebanyak 1
tetes pada objek glass lalu di flaming
-
Dipanaskan ose bulat
sampai membara dengan posisi tegak
-
Diambil koloni kuman satu
mata ose pada media padat
-
Letakkan di atas objek
glass yang sudah diberi PZ, aduk searah jarum jam, di flaming
-
Di genangi dengan gram I
(Gentian Violet) selama 3-5 menit
-
Dicuci dan genangi dengan
gram II (Lugol) selama 1 menit
-
Dicuci dan genangi dengan
gram III (Alkohol 96%) selama 10-15 detik
-
Dicuci dan genangi dengan
gram IV (Fuchsin) selama 3-5 menit
-
Dicuci dan keringkan
-
Diberi 1 tetes oil imersi
-
Diperiksa dibawah
mikroskop perbesaran lensa obyektif 100x
· b. Pewarnaan
Negatif
Disediakan dua kaca objek yang sudah di sterilisasi dengan
desinfektan dan alkohol 70%. Fiksasi Ose dengan pembakar spirtus.Satu ose
suspensi bakteri dan satu tetes tinta cina (1:1) diletakkan di dekat ujung
kanan kaca objek pertama. Keduanya dicampurkan menggunakan kaca objek kedua
hingga homogen. Kaca objek kedua diletakkan pada kaca objek pertama dengan
membentuk sudut 45o, kaca objek kedua ditarik sepanjang kaca objek
pertama dengan diseret ke arah kiri. Preparat dibiarkan hingga mengering dengan
sendirinya. Satu tetes minyak emersi diteteskan pada preparat lalu diperiksa di
bawah mikroskop. Dimulai dengan lensa objektif berkekuatan terendah 10X, 40 X
lalu diganti dengan lensa objektif berkekuatan 100X. Hasil diamati dan
digambar.Sel bakteri akan tampak sebagai bagian yang kosong dengan latar
belakang yang gelap.
c. Pewarnaan Kapsul
Disediakan
dua kaca objek yang sudah di sterilisasi dengan desinfektan dan alkohol 70%.
Fiksasi Ose dengan pembakar spirtus. Satu ose suspensi bakteri dan satu tetes
tinta cina (1:1) diletakkan di dekat ujung kanan kaca objek pertama. Keduanya
dicampurkan menggunakan kaca objek kedua hingga homogen. Kaca objek kedua
diletakkan pada kaca objek pertama dengan membentuk sudut 45o, kaca
objek kedua ditarik sepanjang kaca objek pertama dengan diseret ke arah kiri.
Preparat difiksasi sebanyak 3 kali di atas api. Preparat digenangi pewarna air
fuksin selama 5 menit, zat berwarna yang berlebih dibuang lalu dikeringkan
dengan kertas saring. Satu tetes minyak emersi diteteskan pada preparat lalu
diperiksa di bawah mikroskop. Dimulai dengan lensa objektif berkekuatan
terendah 40 X. Hasil diamati dan digambar.Sel bakteri akan tampak sebagai
bagian yang kosong dengan latar belakang yang gelap.
Oke.. tks sudah mengunjungi blog saya
ReplyDelete